Skip to main content

Mahasiswa Tewas di Gunung Semeru

"Diduga Ga Paham Mekanisme Mendaki Mahameru"

MALANG-- Seorang pendaki asal asal Aceh, dilaporkan tewas di kawasan Arcopodo, Gunung Semeru, pada Senin (3/11/2014), sekitar pukul 16.00 WIB. Korban yang diketahui bernama Achmad Fauzy (30) mendaki bersama teman-teman kuliahnya di salah satu perguruan tinggi di Aceh.

Menurut keterangan Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Ayu Dewi Utari, pendaki meninggal di area Arcopodo Gunung Semeru.

"Tim evakuasi sudah meluncur tadi malam ke wilayah Arcopodo. Kronologis meninggalnya korban belum diketahui," ujar Ayu, Selasa (4/11/2014).

Menurut dia, sebelum mendaki ke area Arcopodo, rombongan mahasiswa itu sudah diberitahu bahwa batas pendakian hanya sampai di wilayah Kalimati saja.

"Namun, rombongan tetap nekat naik ke puncak Mahameru," ungkap Ayu.

Hingga saat ini, penyebab meninggalnya pendaki atas belum diketahui. Ayu mengatakan, jenazah korban diperkirakan akan tiba di pos Ranupane, Selasa siang atau sore.

"Bisa sampai siang atau sore, jika evakuasi berjalan lancar. Semoga tak ada kendala dalam proses evakuasi," tuturnya.

Siapa yang tak senang saat pertama kali menginjakkan kakinya dibawah papan selamat datang ini.. 




Ini Penyebab Tewasnya Mahasiswa UGM 

Achmad Fauzy (30), mahasiswa program pascasarjana (S-2) jurusan Teknik Elektro Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, tewas saat mendaki Gunung Semeru. Dia diketahui tewas karena tertimpa batu yang jatuh dari Gunung Semeru.

Pria yang berasal dari Desa Tulaan, Kecamatan Gunung Meriah, Kabupaten Aceh Singkil, Aceh, itu mengalami luka parah di bagian kepala, dan tewas di lokasi kejadian, tepatnya di wilayah Watu Gede.

Jenazah korban dibawa ke Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang, Jawa Timur, Selasa (4/11/2014) siang. Menurut keterangan Ketua Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Ayu Dewi Utari, korban berangkat bersama lima teman pendaki lainnya yang juga mahasiswa S-2 UGM.

"Mereka izin mendaki ke Pos Ranu Pani pada Minggu (2/11/2014) pada pukul 14.00 WIB dengan tujuan Kalimati. Pada pukul 17.00 WIB, rombongan berangkat mendaki dari Ranu Pani menuju Ranu Kumbolo," ujar Ayu di kamar jenazah RSSA Malang, Selasa, saat menyambut kedatangan jenazah.

Saat tiba di Ranu Kumbolo, tiga pendaki tetap tinggal di tempat, sementara tiga pendaki lainnya memaksa melanjutkan pendakian ke Kalimati.

"Pada Senin (3/11/2014) pukul 05.00 WIB, ketiga pendaki sampai di Kalimati. Seharusnya, pendakian sudah berakhir di Kalimati. Akan tetapi, ketiganya memaksakan diri melanjutkan pendakian ke Gunung Semeru. Pada pukul 07.45 WIB, ketiganya sampai di Watu Gede, dan beristirahat," kata Ayu.

Setelah tak lama tinggal untuk beristirahat di Watu Gede, ia melanjutkan, tiba-tiba muncul angin kencang dan badai kering. Angin tersebut mengakibatkan batu-batu longsor dari atas Gunung Semeru, dan langsung menimpa bagian belakang kepala korban.

"Saat tertimpa batu, korban terguling-guling ke bawah. Dari hidung korban keluar darah. Kedua teman korban sudah menolongnya, tetapi korban tak sadarkan diri, dan langsung meninggal," katanya.

Dua pendaki yang saat itu bersama korban, Dedy dan Ali Akbar Hasibuhan, selamat dari longsor. Pada pukul 17.00 WIB, petugas TNBTS mendapatkan laporan dari petugas di Pos Ranu Pani.

"Yang melapor ke Pos Ranu Pani adalah Ali Akbar Hasibuan, rekan korban sendiri. Selasa, tim SAR dari TNBTS melakukan evakuasi, dan korban langsung dibawa ke kamar jenazah RSSA Malang," katanya.

Ayu mengatakan, ketiga pendaki sudah dilarang mendaki ke Semeru atau ke Mahameru karena angin yang besar menjelang pergantian musim.

"Ketiga pendaki itu salah mengambil waktu pendakian. Seharusnya, itu adalah waktu untuk turun, tetapi ketiganya malah naik," katanya.

"Saya sudah ingatkan bahwa pendakian seharusnya hanya sampai di Kalimati karena status Semeru sudah Waspada II sejak dua tahun lalu. Jika memaksa naik, risiko akan terjadi," ungkap Ayu.

Ayu berharap kepada para pendaki untuk tidak lagi mendaki ke wilayah Kalimati karena bisa membahayakan keselamatan mereka.

Jenazah korban akan diberangkatkan langsung ke rumah duka pada Rabu (5/11/2014) besok dari Malang melalui Bandara Juanda, Surabaya. Korban diketahui sudah menjadi pegawai negeri sipil (PNS) di daerahnya. Untuk meniti kariernya, korban melanjutkan pendidikan ke program pascasarjana di UGM Yogyakarta.

"Istri korban juga seorang dokter di Kabupaten Aceh Singkil," kata Ayu. (cis)

Comments

Popular posts from this blog

Renovasi Kantor Bupati, serupa kasus Hambalang

"Renovasi Kantor Bupati Capai Rp14 miliar"   Minahasa Selatan, 29 Oktober   Rehab gedung Kantor Bupati Minsel terus menuai kritikan. Bahkan, sejumlah pihak mengaku kecewa dengan kebijakan pemerintah yang dinilai terlalu boros menghabiskan anggaran untuk renovasi tesebut. Tak tanggung-tanggung, renovasi tersebut bahkan disamakan dengan kasus proyek Hambalang yang terjadi di pemerintah pusat. Bagaimana tidak, pembangunan kantor bupati yang berdiri pada zaman pemerintahan Bupati Ramoy Luntungan (RML) hanya bermodalkan anggaran sebesar Rp5 miliar, dan pemerintahan saat ini menganggarkan dana sebesar Rp14 miliar untuk total renovasi gedung megah milik pemerintahan kabupaten. Dan hngga kini masih terus menjadi perbincangan hangat. Jelas saja hal ini langsung menuai kritikan. Bisa jadi, selama ini pihak Pemkab belum pernah menganggarkan dana sebesar itu untuk pembangunan yang menyentuh langsung dengan masyarakat.  Pembangunan infrastruktur jalan, misalnya. Paling besar a

Ikan Duyung ditemukan tewas di tepi Pantai Pondang

"Percaya atau tidak, dulu sekira tahun 1940-an setelah ditemukan ikan duyung yang sama dengan ini, dan tidak langsung dilepaskan di laut malahan ada sejumlah warga yang justru memotong ikan tersebut" Warga saat menyaksikan ikan duyung AMURANG— Peristiwa ditemukannya ikan duyung dengan panjang sekira 2 meter pada Selasa (20/11) kemarin, langsung mengejutkan warga Pondang Kecamatan Amurang Timur. Pasalnya, bangkai ikan yang pertama kali dilihat oleh Edy Lengkong (56) sangat jelas mulai mengapung di jarak 300 meter dari tepi pantai. Tak berselang lama, bersama dua remaja yang ada menggunakan katinting untuk menarik bangaki ikan dengan ukuran besar tersebut. “Saat ditemukan, kondisinya memang sudah mengapung. Dan diduga memang ada bekas luka akibat kena tombak dan meski sudah berjam-jam, ikan tersebut masih mengeluarkan darah,”ujar Lengong yang sehari-harinya sebagai nelayan. Sementara itu, kehadiran ikan duyung yang bukan pertama kalinya terjadi di kawasan panta

Demo Petani Kopra mendapat dukungan Bupati

"Petani kopra dan bupati sama-sama kecewa harga turun" Demo di PT Cargil AMURANG – Aksi Demonstrasi petani Kopra di Kabupaten Minahasa Selatan di Kantor DPRD Minsel dan PT Cargill Selasa (06/11) lalu, mendapat dukungan sepenuhnya dari Bupati Minahasa Selatan Christiany Eugenia Paruntu SE. Hal ini disampaikannya secara langsung dihadapan para petani saat menghadiri kegiatan padi ladang di Elusan, kemarin. “Jujur saya mendukung keinginan para petani kopra, karena ini tentang perbaikan harga Kopra di Minsel. Apalagi kopra merupakan harkat hidup masyarakat petani di Minsel, saya juga mendukung” ujar Paruntu. . Ditambahkannya, bahwa pihak pemerintahbersama dengan PT Cargil akan mengupayakan untuk proses penjualan kopra oleh petani, akan diupayakan tanpa melalui pihak-phak kontraktor lagi. “Iya, kita sempat bicarakan bagaimana jika petani langsung menjual hasilnya ke perusahaan secara langsung tanpa harus melalui pihak-pihak lain,”jelas Paruntu sembari mengaku pihakn